My Love and Hate Relationship with Ujian Mandiri (1)

Short story about a long journey.

Enditawidianti
4 min readMay 29, 2022

Seperti yang kalian lihat, aku sedang mengerjakan tugas tantangan #31HariMenulisKreatif yang diberikan oleh Mas Irham, Dosen Ilmu Komunikasi UGM. Pertanyaannya — bagaimana aku bisa sampai ke UGM??

After SBMPTN

Setelah mendapatkan ucapan mohon maaf lahir dan batin oleh LTMPT pada pengumuman SBMPTN, tentunya kegiatan yang aku lakukan pertama kali adalah menghidupkan keran air mata dengan kuat (dibaca: nangis kejer). Aku cukup meletakkan harapan yang besar pada SBMPTN karena persiapan yang panjang. Patah hati, kecewa, sedih, dan marah adalah perasaan yang wajar untuk dirasakan saat itu. Namun, ada satu perasaan yang tidak boleh diikuti — putus asa. Dengan masih banyaknya kesempatan yang ada dan bisa diperjuangkan, merasa putus asa hingga akhirnya menyerah bukanlah keputusan yang tepat untuk diambil. Akhirnya, aku memutuskan untuk mendaftar pada beberapa ujian mandiri.

Rate Ujian Mandiri

  1. SIMAK UI

7/10 — Seleksi Masuk Universitas Indonesia ini adalah ujian mandiri pertama yang aku ikuti. Sistem dari ujian adalah daring dan dipantau melalui kamera. SIMAK UI ini merupakan ujian tersulit menurutku. Konsep-konsep yang digunakan sebenarnya sama dengan konsep yang digunakan untuk soal UTBK, hanya saja pertanyaan dari ujian ini dibuat panjang sehingga memerlukan analisis yang cukup kuat. Kamera yang hidup saat pengerjaan juga rada membuatku jiwa narsisku dalam cobaan. Penilaian yang cukup rendah juga didasarkan pada ucapan tidak lolos yang begitu singkat.

2. SELMA UB Gel 1 & 2

8/10 — Universitas Brawijaya menjadi PTN kedua yang aku targetkan saat itu. Aku memilih UB sebagai pilihan kedua di SBMPTN dan hampir meletakkannya di pilihan SNMPTN (sebelum akhirnya aku dimarahi oleh kakakku karena baru jalur pertama sudah pesimis tidak masuk UGM). Hal itu membuat harapan yang besar juga kutaruh pada Seleksi Mandiri Universitas Brawijaya. Long short story, aku justru melupakan fakta bahwa aku mendaftar jalur ini. Pengumuman saat itu tepat sehari sebelum aku melangsungkan UTUL UGM. Pikiranku saat itu cukup dipenuhi berbagai hal dan mengetahui bahwa pengumuman SELMA UB di hari itu juga, aku berharap hasilnya dapat membersihkan beberapa pikiranku yang riweuh. Lagi-lagi, ucapan maaf lah yang kuterima saat itu. Penilaian ini didasarkan pada jalur masuk yang menggunakan nilai rapor dan nilai UTBK (tidak perlu ujian lagi) dan ucapan maaf yang halus + memberikan saran untuk mencoba jalur lain.

3. SMUP UNPAD

8/10 — Ujian mandiri dari Universitas Padjajaran menjadi ujian yang cukup penuh dinamika didalamnya. Saat itu, SMUP UNPAD membuka dua jalur pilihan yaitu menggunakan nilai UTBK dan ujian lagi. Aku yang saat itu ingin mencari aman memilih ujian lagi. Kupikir nilai UTBK akan keluar setelah deadline dari pendaftarannya. Ternyata, nilai keluar sebelum deadline yang dimana aku sudah mendaftar untuk ujian ulang (setelah kulihat nilai UTBK-ku berada di atas rata-rata skor masuk Ilkom UNPAD). Nasi sudah menjadi bubur, disinilah aku mengikuti ujian SMUP UNPAD setelah selesai sarapan bubur. Soal ujian bagiku tidak sesulit UTBK apalagi SIMAK, tetapi aturan untuk tidak menggunakan kertas coret-coretlah yang membuat ujian ini cukup menantang. Penilaian 8 aku berikan akibat dari aturan tersebut dan yang paling penting karena aku membuka pengumuman setelah mencari swab test yang masih buka di malam hari untuk syarat mengikuti ujian mandiri UPN di esok harinya. Lagi-lagi, pikirku pengumuman yang kubuka nantinya akan mengobati beban pikiran, tetapi harapan itu kembali tidak terwujudkan.

4. Seleksi Mandiri UPN Yogyakarta

7/10 — Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta menjadi pilihanku sesuai dengan target kuliahku yang berlokasi di Yogyakarta. UGM dan UPN hanyalah dua PTN yang menjadi targetku. Mengetahui bahwa UGM sudah menolakku sebanyak dua kali, aku berdoa UPN akan menerimaku kali ini. Awalnya, aku mendaftar untuk ujian luring di UPN-nya langsung. Namun, pihak UPN ternyata mengundur seleksi akibat lonjakan kasus yang cukup tinggi saat itu. yes benar, cerita sebelumnya mengenai ketar ketir ku mencari swab test ternyata tidak cukup mengesalkan karena malamnya aku baru mengetahui pengumuman tersebut. Aku pun mendaftar ulang seleksi tetapi menggunakan nilai UTBK. Penilaian 7 kuberikan karena pengumuman tidak lolos yang singkat, padat, jelas, menyakitkan.

To be continued……….

#31HariMenulisKreatif #29

Halo semua! terima kasih sudah membaca tulisanku. Have a nice day!

--

--