The Neighbor’s Window (2019): Jendela Penyalur Angan dan Sirkulasi Realitas

Enditawidianti
3 min readMay 26, 2022

--

Sumber: https://youtu.be/k1vCrsZ80M4

Menjalani sebuah kehidupan mempunyai babnya tersendiri bagi setiap orang. Halaman dimana mereka menorehkan cerita yang penuh kebahagiaan menjadi bab yang akan selalu dikenang ketika sudah menyelesaikan bab terakhir. Perasaan bosan dan keluh yang muncul ketika menuju bab selanjutnya akan dirasakan setiap orang. Mereka akan cenderung merasa iri atau cemburu pada mereka yang sedang menulis bagian terindahnya. Hal itulah yang dihadapi oleh pasangan suami istri, Alli dan Jacob, yang dipotret dalam film pendek The Neighbor’s Window (2019).

Film berdurasi 21 menit yang ditulis oleh Marshal Curry dan Diane Weipert ini menyiarkan banyak makna kehidupan didalamnya. Tidak seperti kebanyakan film pendek yang mengisahkan perjalanan asmara dua insan, film ini justru menunjukkan rintangan yang dapat timbul dalam sebuah pernikahan. Curry pernah memproduksi Street Fighter (2005) yang bercerita mengenai politik dan pemerintahan yang kotor dalam era kampanye. The Neighbor’s Window (2019) justru menarik perhatian penonton karena ia membawakan tema yang lebih menyentuh pada kehidupan rumah tangga pada umumnya. Elemen-elemen penting yang menjadi medium pesan yang ingin disampaikan dalam film ini meliputi lokasi film dan pengelompokkan bagan alur film. Tidak heran jika pemenang nominasi Best Live Action Short pada The Academy Award 2020 diberikan untuk film garapan Curry ini.

Film pendek The Neighbor’s Window (2019) menunjukkan bagaimana aspek sederhana seperti latar tempat dapat menimbulkan suatu kondisi yang kemudian mempengaruhi kehidupan seseorang. Alli, selaku pemeran utama wanita menjadi sosok yang pertama muncul diikuti Jacob sebagai suami atau pemeran utama pria. Pasangan suami istri yang menantikan anak ketiga ini ditempatkan di sebuah lantai tengah sebuah apartemen. Menggambarkan suasana kota, apartemen mereka tidak berdiri sendiri melainkan diikuti beberapa disekitarnya. Pembuka alur cerita dimulai ketika Maria Dizzia, aktris pemeran wanita, melihat tetangganya yang sedang melakukan sesi intercourse menjadi pemandangan jendela apartemennya malam itu. Seolah sedang mengalami flashback, pasangan suami istri tersebut hanya menonton bersama aksi eksotis yang dilakukan oleh tetangganya itu.

“Rumpun tetangga akan selalu terlihat hijau.” — ungkapan mainstream yang akan dielaborasi melalui visual sederhana dan dialog pendek di bagian selanjutnya. Kejadian kecil seperti malam itu ternyata menghantui pikiran Alli dan melahirkan sugesti yang tidak baik dalam kehidupan sehari-harinya. Segala aktivitas yang suaminya lakukan dipikir oleh Alli seolah hanya untuk mengamati tetangga mereka. Hambatan dalam mengontrol pikiran akan berdampak besar terhadap emosi yang kita keluarkan seperti yang dirasakan oleh Alli. Pada kenyataannya, Alli lah yang memelihara adiksi untuk mengamati tetangganya tersebut. Kedua bola matanya tidak akan pernah absen untuk melihat ke jendela apartemennya yang berhadapan langsung dengan jendela tetangganya. Raut wajah yang ditampilkan Dizzia tidak pernah menampilkan gerakan pada ujung bibir, alias tersenyum. Rasa cemburu terhadap segala kegiatan tetangga membuatnya mempertanyakan kebahagiaan hidupnya saat ini.

Seperti buku yang terkena tumpahan kopi panas hingga menyirnakan sebagian halaman, tetangga dari Alli dan Jacob harus menghadapi situasi yang tidak pernah menjadi harapan semua pasangan. Seorang pria yang diketahui sebagai suami dari tetangga mereka harus mengucapkan selamat tinggal tidak hanya pada Alli dan Jacob, melainkan pada dunia. Alli yang melihat proses pengangkatan jenazah tersebut menghampiri tetangga yang selama ini didambakannya. Perasaan iri manusia yang cenderung menginginkan ‘living others people’s lives’ dibebaskan oleh film ini melalui kalimat dari tetangga Alli yang mengatakan bahwa mereka selalu mengamati tingkah laku dari anak-anak Alli dan betapa mereka menginginkan hal itu tetapi tidak bisa karena penyakit yang ada dalam tubuh suaminya. Mendengar sesuatu yang menjadi tamparan keras baginya membuat Alli sontak memeluk wanita tersebut.

Pembuatan alur cerita dibuat sederhana dan diekspresikan sempurna oleh para aktor sehingga penonton ikut merasakan segala perasaan tokoh. Latar tempat yang menjadi inti dari film ini memberikan kesan dan keunikan tersendiri. Kurangnya pengambilan sudut pandang pada tokoh tetangga menjadi nilai minus dalam film ini. Akan lebih baik jika menampilkan scene dari jendela tetangga di bagian akhir sehingga penonton dapat melihat secara jelas realitas yang terjadi pada kedua rumah tangga. Namun, secara keseluruhan, film ini sangat disarankan pada kalangan manapun karena memberikan pelajaran yang cukup krusial dalam kehidupan manusia.

#31HariMenulisKreatif #26

Halo semua! terima kasih sudah membaca tulisanku. Have a nice day!

--

--